SIKLUS PROYEK DAN ASPEK-ASPEK PROYEK
(Theovilus Ningdana)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Evaluasi proyek adalah salah satu
ilmu yang harus di ketahui kalayak pebisnis (wiraswasta) maupun dinas
pemerintahan. Hal ini karena pengadaan suatu proyek yang bernilai bisnis maupun
non bisnis tidak hanya menjalankan proyek tetapi juga harus mengetahui
langkah-langkah serta nilai-nilai dalam sebuah proyek tersebut.
Ada sejumlah kontroversi mengenai
dampak dari sebuah proyek. Terlepas dari tuduhan-tuduhan itu, evaluasi proyek
dapat memainkan peranan penting dalam perkembangan proyek dan keberhasilan proyek, yang
diantaranya membahas tentang Siklus dan aspek proyek, kedua hal tersebut sangat
berkaitan erat dengan suatu proyek.
Siklus dan aspek-aspek proyek akan
mempengaruhi suatu proyek sehingga proyek tersebut bernilai atau
tidak,bermanfaat atau tidak. Jika siklus disusun secara baik dengan
memperhatikan aspek-aspeknya maka proyek tersebut akan bermanfaat dan bernilai
ataupun sebaliknya. Maka dari itu sangat diperlukan seseorang untuk tahu dan
mengerti apa itu siklus proyek dan aspek-aspek apa saja yang di perhatikan
dalam menjalankan proyek. Dengan penguasaan materi tentang Siklus dan
Aspek-Aspek Proyek ini diharapkan setiap individu ataupun kelompok akan bisa
menempatkan dirinya didalam sebuah proyek sehingga bisa menjalan suatu proyek
dengan baik dan juga tidak merugikan pihak-pihak tertentu.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 apakah
siklus proyek dan aspek-aspek apa saja yang harus diperlukan dalam sebuah
proyek. ?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Untuk
mengetahui tahap-tahap proyek (siklus proyek) dan aspek-aspek yang harus
diperhatikan dalam sebuah proyek.
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1 Manfaatnya
untuk Mahasiswa adalah sebagai panduan atau tunjangan dalam mata kuliah Evaluasi
Proyek. Untuk Fakultas adalah sebagai tambahan karya tulis untuk memperkaya
materi mengenai Evaluasi Proyek.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Siklus
Proyek
1.
Identifikasi
Sponsor melihat adanya
kesempatan investasi yg menguntungkan dan mendapat gambaran tentang kemampuan
potensial proyek
Cara
yg bisa ditempuh :
◦
Mempelajari impor
◦
Menyelidiki material
lokal
◦
Mempelajari keterampilan
tenaga kerja
◦
Melakukan studi
industri
◦
Mempelajari hubungan
antar industri
◦
Menerapkan kemajuan
teknologi
◦
Menilai rencana
pembangunan
2. Persiapan dan Analisis
Analisa iklim masyarakat tentang sosial ekonomi, budaya,dll. Setelah
mengalisa iklim masyarakat manajer menterjemahkan kesempatan investasi dalam
rencana proyek yg konkrit dan factor-faktor yang penting dijelaskan secara
garis besar.
3.
Penilaian Persiapan
} Penilaian
dari persiapan-persiapan yang telah dilakukan
ü aspek
pasar, teknik produksi, manajemen, keuangan, hukum, ekonomi (social) dll
ü Aspek
yg dipelajari tentang dana yg tersedia.
} Dari
rencana analisa yg dibuat, akan diketahui jenis data yg diperlukan
4.
Implementasi Proyek
Pada tahap ini proyek
yang di rencanakan mulai di jalankan. Dalam tahap ini harus memperhatikan 2
hal, sebagai berikut :
ü Proyek
yang akan dilaksanakan harus diusahakan untuk mencapai manfaat yang telah
ditetapkan. Proyek yang di kerjakan harus dan wajib memberi manfaat bagi
pemilik proyek maupun lingkungan sekitarnya sesuai rencana yang telah di
tetapkan.
ü Proyek diselesaikan dengan mengingat keterbatasan &
tujuan yang akan dicapai. Proyek yang di jalankan harus di laksanakan sesuai
tujuan sehingga tidak menambah beban ataupun tidak mengurangi nilai dari proyek
yang telah direncakan.
5.
Evaluasi
Setelah
proyek di laksanakan maka langkah terakhir adalah evaluasai dan Penilaian untuk
proyek yg tlh dilakukan & masukan utk proyek berikutnya.
Aspek Yang
dipertimbangkan untuk proyek selanjutnya adalah :
ü Aspek
Pasar
ü Aspek
Teknis
ü Aspek
Managerial, Organisasi & Lembaga
ü Aspek
Finansial
ü Aspek
social
B.
Aspek
Teknis
Aspek teknis
merupakan suatu aspek yang berkenaan dengan proses pembangunan proyek
secara teknis dan
pengoperasiannya setelah proyek tersebut dibangun. Berdasarkan analisa
ini perlu diketahui
rancangan awal penaksiran biaya investasi termasuk biaya eksploitasinya.
Berikut ini beberapa
hal yang dipertimbangkan dalam aspek teknis yaitu :
1.
Lokasi
a. Variabel-variabel
uatama pemilihan lokasi proyek
• Ketersediaan
Bahan Mentah
• Letak Pasar
yang Dituju
• Tenaga Listrik
dan Air
• Supply Tenaga
Kerja
• Fasilitas
Transportasi
b. Variabel-variabel
sekunder pemilihan lokasi proyek
• Hukum dan
peraturan yang berlaku di Indonesia, maupun ditingkat lokal pada
rencana lokasi.
• Iklim, keadaan
tanah.
• Sikap dari
masyarakat setempat ( adat istiadat )
• Rencana masa
depan perusahaan, dalam kaitannya dengan perluasan
2.
Lay-out
Lay-out merupakan keseluruhan proses penentuan ”bentuk”
dan penempatan fasilitas fasilitas yang dimiliki suatu perusahaan. Lay-out
mencakup lay-out site (layout lahan lokasi proyek), layout pabrik, layout
bangunan bukan pabrik dan fasilitas - fasilitasnya.
Dua
tipe utama dari lay-out pabrik :
ü Fungsional
Dalam layout fungsional mesin mesin dan
peralatan yang mempunyai fungsi yang sama dikelompokkan dan ditempatkan dalam
suatu ruang / tempat tertentu. Layout ini digunakan oleh perusahaan yang
berproduksi secara pesanan atau lazim disebut perusahaan dengan proses produksi
intermitten.
ü Garis
Pada
layout garis, mesin dan peralatan disusun berdasarkan urutan dari operasi
proses pembuatan produk. Dengan demikian dalam layout ini tidak terdapat arus
balik jika suatu aliran pembuatan barang telah sampai pada tahapan tertentu.
Layout ini sering digunakan untuk perusahan yang berproduksi untuk pasaran (
produksi massa).
3.
Faktor - faktor penentu
luas produksi
a) Batasan
permintaan, yang telah diketahui terlebih dahulu dalam perhitungan market share
( pangsa pasar)
b) Tersedianya
kapasitas mesin –mesin yang dalam hal ini dibatasi oleh kapasitas teknis atau
kapasitas ekonomis.
c) Jumlah
dan kemampuan tenaga kerja pengelola proses produksi
d) Kemampuan
finansial dan manajemen.
e) Kemungkinan
adanya perubahan teknologi produksi dimasa yang akan datang.
4.
Pemilihan Jenis
Teknologi dan Equipment
a) Ketepatan
jenis teknologi yang dipilih dengan bahan mentah yang digunakan
b) Keberhasilan
penggunaan jenis teknologi tersebut ditempat lain yang memiliki ciri – ciri
yang mendekati dengan lokasi proyek.
c) Kemampuan
pengetahuan penduduk (tenaga kerja) setempat dan kemungkinan pengembangannya:
juga kemungkinan penggunaan tenaga kerja asing
d) Pertimbangan
kemungkinan adanya teknologi lanjutan sebagai salinan teknologi yang akan
dipilih sebagai akibat keusangan.
5.
Jadwal pelaksanaan
proyek
Dalam
penjadwalan proyek perlu di perhatikan beberapa hal diantaranya ;
a) Kebutuhan
& fungsi proyek
b) Kondisi
alam dan keterjangkauan lokasi proyek
c) Ketersediaan
sumber daya material, peralatan dan material pelengkap lainnya
d) Kapasitas
dan daya tampung area kerja proyek terhadap sumber daya
e) Cuaca,
musim, debit air, skala gempa
f) Hari
kerja efektif
g) Kemungkinan
lain sering terjadi di daerah proyek
C.
Aspek
organisasi, dan manajerial
Aspek
ini mempelajari badan/ instansi sebagai pelaksana dan bentuk organisasi, serta
sistem pengelolaan untuk usaha yang direncanakan. Badan/ institusi, bentuk
organisasi dan sistem pengelolaan dari usaha yang direncanakan perlu mendapat
pertimbangan, karena ketiganya merupakan satu kesatuan yang akan menentukan
tingkat keberhasilan pelaksanaan dari proyek yang direncanakan.
1. Organisasi
Organisasi
formal menurut klasik adalah sistem kegiatan yang terkoordinasi dari sekelompok
orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan dibawah kekuasaan dan
kepemimpinan.
Tujuan organisasi akan menentukan struktur
organisasinya, yaitu dengan menentukan seluruh tugas, hubungan antar tugas,
batas wewenang, dan tanggung jawab untuk menjalankan masing-masing tugas tersebut.
Struktur organisasi dapat diartikan sebagai susunan dan hubungan antara bagian
dan posisi dalam perusahaan. Ada empat elemen dalam struktur,yaitu:
a. Spesialisasi aktifitas
b. Standarisasi aktifitas
c. Koordinasi aktifitas
d. Besar unit kerja
a. Spesialisasi aktifitas
b. Standarisasi aktifitas
c. Koordinasi aktifitas
d. Besar unit kerja
2. Manajerial
Pada
dasarnya manajemen dapat di definisikan sebagai bekerja dengan orang-orang
untuk menentukan, menginterpretasikan, dan mencapai tujuan-tujuan organisasi
dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing) dan penyusunan personalia atau kepegawaian (staffing), pengarahan
dan kepemimpinan (leading) dan pengawasan (controlling). Adapun fungsi-fungsi
manajemen tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Perencanaan
(planning)
Perencanaan
adalah proses menentukan arah yang akan ditempuh dan kegiatan-kegiatan yang
diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam proses ini
ditentukan tentang apa yang dilakukan, kapan dan bagaimana melakukannya serta
dengan cara apa hal tersebut dilakukan.
2. Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian
adalah proses mengelompokkan kegiatan-kegiatan atau pekerjaan-pekerjaan dalam
unit-nit. Tujuannya adalah supaya tertata dengan jelas antara tugas, wewenang
dan tanggung jawab serta hubungan kerja dengan sebaik mungkin dalam bidangnya
masing-masing.
3. Pelaksanaan (actuating)
Menggerakan
atau melaksanakan adalah proses untuk menjalankan kegiatan atau pekerjaan dalam
organisasi. Dalam menjalankan organisasi para pemimpin atau manajer harus
menggerakan bawahannya (para karyawan) untuk mengerjakan pekerjaan yang telah
ditentukan dengan cara memimpin, memberi perintah, memberi petunjuk dan
memberikan motivasi.
4. Pengawasan (controlling)
Pengawasan
adalah proses untuk mengukur dan menilai pelaksanaan tugas apakah telah sesuai
dengan rencana. Jika dalam proses tersebut terjadi penyimpangan, maka akan
segera dikendalikan.
Ada
tiga alasan utama diperlukannya aspek manajemen yaitu :
1. Untuk mencapai tujuan
2. Untuk menjaga keseimbangan di antara
tujuan-tujuan yang saling bertentangan
3. Untuk mencapai efisiensi dan efektifitas.
D.
Aspek
Sosial
Aspek sosial erat hubungannya dengan
tempat proyek itu berada sehingga proyek yang diharapakan tersebut dapat
memperhatikan lingkungan atau tempat proyek tersebut berada. Berikut ini
beberapa komponen yang harus di perhatikan suatu proyek atau investasi :
1.
Komponen
Demografi
a. Struktur
penduduk
b. Tingkat
pendapatan penduduk
c. Pertumbuhan
penduduk
d. Tenaga kerja
2.
Komponen Budaya
a. Kebudayaan
(adat istiadat, nilai dan norma budaya)
b. Proses sosial
c. Warisan budaya
d. Sikap dan
persepsi masyarakat terhadap rencana usaha atau kegiatan.
3.
Kesehatan
masyarakat
a)
Parameter lingkungan masyarakat yang diperkirakan terkena
dampak rencana pembangunan dan berpengaruh terhadap kesehatan.
b)
Proses dan potensi terjadinya pencemaran.
c)
Potensi besarnya dampak timbulnya penyakit(angka
kesakitan dan angka kematian).
d)
Kondisi lingkungan yang dapat memperburuk proses
penyebaran penyakit.
Dampak
negatif aspek sosial :
a) Perubahan
gaya hidup, budaya, adat istiadat dan struktur sosial lainnya.
b)
Meningkatnya kriminalitas.
E.
Aspek Komersial
Dalam suatu proyek termasuk usaha-usaha
mengenai pemasaran dari hasil-hasil proyek yang bersangkutan dan survei
bahan-bahan baku serta jasa-jasa yang dibutuhkan dalam melaksanakan proyek.
Kondisi-kondisi pasar harus diperhatikan dalam memutuskan mengenai jadi
tidaknya suatu proyek.
Kegiatan perusahan yang bertujuan
menjual barang atau jasa yang di produksi perusahaan kepasar. Oleh karena
itu, aspek ini bertanggung jawab dalam menentukan ciri-ciri pasar yang akan
dipilih. Analisis kelayakan dari aspek ini yang utama dalam hal;
a) Penentuan
segmen, target, dan posisi produk pada pasarnya.
b) Kajian untuk
mengetahui konsumen potensial, seperti perihal sikap, perilaku, serta kepuasaan
mereka atas produk.
c) Menentukan
strategi kebijakan dan program pemasaran yang akan dilaksanakan.
F.
Aspek Financial (Keuangan)
Tujuan umum
sebuah proyek adalah untuk
menghasilkan benefit dan
profit. Benefit dan profit
tersebut merupakan imbalan
atas sejumlah dana
yang diinvestasikan dalam sebuah
proyek. Dengan demikian, sebuah proyek akan membutuhkan sejumlah uang sebagai
modal yang akan digunakan pada tahap pra operasi, tahap pembangunan dan tahap
operasional.
Dana
investasi pada tahap
pra operasi biasanya
dibutuhkan untuk pengurusan
izin-izin usaha, pematangan lahan (land improvement), dan
lain-lain. Pada tahap pembangunan dana
investasi diperlukan untuk membiayai bangunan fisik seperti gudang, jalan, dan fasilitas-fasilitas lainnya
yang diperlukan. Pada
tahap operasional sebuah proyek membutuhkan sejumlah uang
untuk membiayai modal kerja seperti untuk membeli pakan, peralatan dan
perlengkapan, membayar gaji karyawan/ upah pekerja, dan lain-lain.
Tingkat benefit dan profit yang
dihasilkan dari proyek sangat tergantung dari kemampuan proyek dalam
mengefisienkan biaya proyek. Berdasarkan hal itu, maka pembiayaan proyek harus
direncanakan dengan baik dan cermat dalam bentuk rencana anggaran biaya (RAB).
Biasanya aspek keuangan didasarkan
atas angka proyeksi seperti proyeksi kebutuhan investasi, proyeksi biaya dan
manfaat/ keuntungan, dan proyeksi
arus kas. Semua
proyeksi tersebut pada
analisis lebih lanjut menjadi dasar bagi penilaian sebuah
proyek menurut kriteria investasi dan menilai kemampuan proyek dalam membayar
seluruh biaya yang harus ditanggung.
Sebagai gambaran (tetapi bukan
sesuatu yang absolut), dalam mengkaji aspek keuangan stidaknya ada lima faktor
yang harus dikaji. Kelima faktor
tersebut adalah :
a. Dana yang diperlukan untuk
investasi, baik untuk aktiva tetap maupun modal kerja.
b. Sumber-sumber pembelanjaan
yang akan dipergunakan.
Seberapa banyak dana yang berupa
modal sendiri dan berapa banyak yang berupa pinjaman jangka pendek, dan berapa yang jangka panjang.
c. Taksiran penghasilan, biaya, dan
rugi/laba pada berbagai tingkat operasi.
d. Manfaat dan biaya dalam artian
finansial. Estimasi terhadap resiko proyek, resiko dalam artian total, atau
kalau mungkin yang hanya
sistematis. Di sini
di samping perlu
ditaksir rugi/laba proyek
tersebut, juga taksiran aliran
kas diperlukan untuk menghitung profitabilitas finansial proyek tersebut.