Mereka hidup dan
berkembang secara alami diantara sungai-sungai yang terkenal deras
alirannya, di tengah-tengah hutan belantara yang begitu lebat dan
dilereng-lereng gunung yang tinggi dan terjal bahkan ada puncak gunung
yang bersalju serta ngarai-ngarai yang dalam. Satu-satunya sarana
transportasi adalah angkutan udara dengan menggunakan pesawat-pesawat
kecil seperti Cessna atau Pilatus. Untuk itu, maka AMA juga Misi dan masyarakat mulai membangun lapangan terbang-lapangan terbang dan hingga sekarang di seluruh Tanah Papua ada sekitar 400-an lapangan terbang. AMA dan penerbangan Misi lainnya merupakan pelopor dalam menerobos keterisoliran masyarakat di pedalaman Tanah Papua ini. Pada awal tujuan AMA semata-mata untuk mendukung kegiatan pelayanan gereja Katolik di Papua, khususnya untuk wilayah pelayanan Keuskupan Merauke, Keuskupan Sorong dan Keuskupan Agats.
Sekarang ditambah Keuskupan Jayapura dan Keuskupan Timika. Selaras dengan perkembangan di Papua, kegiatan AMA-pun ikut berkembang. AMA tidak bisa lagi semata-mata hanya untuk kegiatan pelayanan gereja Katolik, tetapi juga membantu melayani masyarakat dan pemerintah yang membutuhkan penerbangan. Saat ini selain kantor pusat di Sentani, AMA memiliki 6 perwakilan yang berada di Manokwari, Nabire, Wamena, Timika, Merauke dan Oksibil.












