Social Icons

Pages

Selasa, 11 Juni 2013

Sejarah Associated Mission Aviation (AMA)

          Associated Mission Aviation (AMA) adalah Penerbangan Misi Katolik lahir di Tanah Papua pada tanggal 23 Maret 1959 dan merupakan satu-satunya penerbangan yang lahir di Tanah Papua dan hanya ada di Tanah Papua. AMA tidak berada di Luar Negeri maupun di Propinsi lainnya di Indonesia. Keberadaan AMA di Tanah Papua dipandang sangat perlu oleh pelayan Firman Misi Katolik demi mencapai dan membuka keterisoliran, meningkatkan taraf hidup dan martabat masyarakat pedalaman melalui pelayanan Firman Tuhan, Pengembangan Kesehatan, Pengembangan Pendidikan dan Pengembangan Sosial-Ekonomi. Sebagian besar saudara-saudara kita berdiam dan hidup di alam Tanah Papua yang begitu sulit dijangkau. 

 
          Mereka hidup dan berkembang secara alami diantara sungai-sungai yang terkenal deras alirannya, di tengah-tengah hutan belantara yang begitu lebat dan dilereng-lereng gunung yang tinggi dan terjal bahkan ada puncak gunung yang bersalju serta ngarai-ngarai yang dalam. Satu-satunya sarana transportasi adalah angkutan udara dengan menggunakan pesawat-pesawat kecil seperti Cessna atau Pilatus. 

Untuk itu, maka AMA juga Misi dan masyarakat mulai membangun lapangan terbang-lapangan terbang dan hingga sekarang di seluruh Tanah Papua ada sekitar 400-an lapangan terbang. AMA dan penerbangan Misi lainnya merupakan pelopor dalam menerobos keterisoliran masyarakat di pedalaman Tanah Papua ini. Pada awal tujuan AMA semata-mata untuk mendukung kegiatan pelayanan gereja Katolik di Papua, khususnya untuk wilayah pelayanan Keuskupan Merauke, Keuskupan Sorong dan Keuskupan Agats. 

Sekarang ditambah Keuskupan Jayapura dan Keuskupan Timika. Selaras dengan perkembangan di Papua, kegiatan AMA-pun ikut berkembang. AMA tidak bisa lagi semata-mata hanya untuk kegiatan pelayanan gereja Katolik, tetapi juga membantu melayani masyarakat dan pemerintah yang membutuhkan penerbangan. Saat ini selain kantor pusat di Sentani, AMA memiliki 6 perwakilan yang berada di Manokwari, Nabire, Wamena, Timika, Merauke dan Oksibil.
Comments
0 Comments