Social Icons

Pages

Rabu, 22 Juli 2015

Makalah 2

SIKLUS PROYEK DAN ASPEK-ASPEK PROYEK
(Theovilus Ningdana)


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Evaluasi proyek adalah salah satu ilmu yang harus di ketahui kalayak pebisnis (wiraswasta) maupun dinas pemerintahan. Hal ini karena pengadaan suatu proyek yang bernilai bisnis maupun non bisnis tidak hanya menjalankan proyek tetapi juga harus mengetahui langkah-langkah serta nilai-nilai dalam sebuah proyek tersebut.
Ada sejumlah kontroversi mengenai dampak dari sebuah proyek. Terlepas dari tuduhan-tuduhan itu, evaluasi proyek dapat memainkan peranan penting dalam perkembangan proyek dan keberhasilan proyek, yang diantaranya membahas tentang Siklus dan aspek proyek, kedua hal tersebut sangat berkaitan erat dengan suatu proyek.

Siklus dan aspek-aspek proyek akan mempengaruhi suatu proyek sehingga proyek tersebut bernilai atau tidak,bermanfaat atau tidak. Jika siklus disusun secara baik dengan memperhatikan aspek-aspeknya maka proyek tersebut akan bermanfaat dan bernilai ataupun sebaliknya. Maka dari itu sangat diperlukan seseorang untuk tahu dan mengerti apa itu siklus proyek dan aspek-aspek apa saja yang di perhatikan dalam menjalankan proyek. Dengan penguasaan materi tentang Siklus dan Aspek-Aspek Proyek ini diharapkan setiap individu ataupun kelompok akan bisa menempatkan dirinya didalam sebuah proyek sehingga bisa menjalan suatu proyek dengan baik dan juga tidak merugikan pihak-pihak tertentu.
1.2  Rumusan Masalah
1.2.1        apakah siklus proyek dan aspek-aspek apa saja yang harus diperlukan dalam sebuah proyek. ?
1.3  Tujuan Penulisan
1.3.1        Untuk mengetahui tahap-tahap proyek (siklus proyek) dan aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam sebuah proyek.
1.4  Manfaat Penulisan
1.4.1        Manfaatnya untuk Mahasiswa adalah sebagai panduan atau tunjangan dalam mata kuliah Evaluasi Proyek. Untuk Fakultas adalah sebagai tambahan karya tulis untuk memperkaya materi mengenai Evaluasi Proyek.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Siklus Proyek
1.        Identifikasi
Sponsor melihat adanya kesempatan investasi yg menguntungkan dan mendapat gambaran tentang kemampuan potensial  proyek
Cara yg bisa ditempuh :
        Mempelajari impor
        Menyelidiki material lokal
        Mempelajari keterampilan tenaga kerja
        Melakukan studi industri
        Mempelajari hubungan antar industri
        Menerapkan kemajuan teknologi
        Menilai rencana pembangunan

2.  Persiapan dan Analisis
Analisa iklim masyarakat  tentang sosial ekonomi, budaya,dll. Setelah mengalisa iklim masyarakat manajer menterjemahkan kesempatan investasi dalam rencana proyek yg konkrit dan factor-faktor yang penting dijelaskan secara garis besar.

3.        Penilaian Persiapan
}  Penilaian dari persiapan-persiapan yang telah dilakukan
ü  aspek pasar, teknik produksi, manajemen, keuangan, hukum, ekonomi (social) dll
ü  Aspek yg dipelajari tentang dana yg tersedia.
}  Dari rencana analisa yg dibuat, akan diketahui jenis data yg diperlukan


4.        Implementasi Proyek
Pada tahap ini proyek yang di rencanakan mulai di jalankan. Dalam tahap ini harus memperhatikan 2 hal, sebagai berikut :
ü  Proyek yang akan dilaksanakan harus diusahakan untuk mencapai manfaat yang telah ditetapkan. Proyek yang di kerjakan harus dan wajib memberi manfaat bagi pemilik proyek maupun lingkungan sekitarnya sesuai rencana yang telah di tetapkan.
ü  Proyek diselesaikan dengan mengingat keterbatasan & tujuan yang akan dicapai. Proyek yang di jalankan harus di laksanakan sesuai tujuan sehingga tidak menambah beban ataupun tidak mengurangi nilai dari proyek yang telah direncakan.
5.        Evaluasi
Setelah proyek di laksanakan maka langkah terakhir adalah evaluasai dan Penilaian untuk proyek yg tlh dilakukan & masukan utk proyek berikutnya.
Aspek Yang dipertimbangkan untuk proyek selanjutnya adalah :
ü  Aspek Pasar
ü  Aspek Teknis
ü  Aspek Managerial, Organisasi & Lembaga
ü  Aspek Finansial
ü  Aspek social


B.    Aspek Teknis
Aspek teknis merupakan suatu aspek yang berkenaan dengan proses pembangunan proyek
secara teknis dan pengoperasiannya setelah proyek tersebut dibangun. Berdasarkan analisa
ini perlu diketahui rancangan awal penaksiran biaya investasi termasuk biaya eksploitasinya.
Berikut ini beberapa hal yang dipertimbangkan dalam aspek teknis yaitu :
1.        Lokasi
a.       Variabel-variabel uatama pemilihan lokasi proyek
• Ketersediaan Bahan Mentah
• Letak Pasar yang Dituju
• Tenaga Listrik dan Air
• Supply Tenaga Kerja
• Fasilitas Transportasi
b.      Variabel-variabel sekunder pemilihan lokasi proyek
• Hukum dan peraturan yang berlaku di Indonesia, maupun ditingkat lokal pada
rencana lokasi.
• Iklim, keadaan tanah.
• Sikap dari masyarakat setempat ( adat istiadat )
• Rencana masa depan perusahaan, dalam kaitannya dengan perluasan

2.        Lay-out
Lay-out merupakan keseluruhan proses penentuan ”bentuk” dan penempatan fasilitas fasilitas yang dimiliki suatu perusahaan. Lay-out mencakup lay-out site (layout lahan lokasi proyek), layout pabrik, layout bangunan bukan pabrik dan fasilitas - fasilitasnya.
Dua tipe utama dari lay-out pabrik :
ü  Fungsional
 Dalam layout fungsional mesin mesin dan peralatan yang mempunyai fungsi yang sama dikelompokkan dan ditempatkan dalam suatu ruang / tempat tertentu. Layout ini digunakan oleh perusahaan yang berproduksi secara pesanan atau lazim disebut perusahaan dengan proses produksi intermitten.
ü  Garis
Pada layout garis, mesin dan peralatan disusun berdasarkan urutan dari operasi proses pembuatan produk. Dengan demikian dalam layout ini tidak terdapat arus balik jika suatu aliran pembuatan barang telah sampai pada tahapan tertentu. Layout ini sering digunakan untuk perusahan yang berproduksi untuk pasaran ( produksi massa).

3.        Faktor - faktor penentu luas produksi
a)      Batasan permintaan, yang telah diketahui terlebih dahulu dalam perhitungan market share ( pangsa pasar)
b)      Tersedianya kapasitas mesin –mesin yang dalam hal ini dibatasi oleh kapasitas teknis atau kapasitas ekonomis.
c)      Jumlah dan kemampuan tenaga kerja pengelola proses produksi
d)     Kemampuan finansial dan manajemen.
e)      Kemungkinan adanya perubahan teknologi produksi dimasa yang akan datang.

4.        Pemilihan Jenis Teknologi dan Equipment
a)      Ketepatan jenis teknologi yang dipilih dengan bahan mentah yang digunakan
b)      Keberhasilan penggunaan jenis teknologi tersebut ditempat lain yang memiliki ciri – ciri yang mendekati dengan lokasi proyek.
c)      Kemampuan pengetahuan penduduk (tenaga kerja) setempat dan kemungkinan pengembangannya: juga kemungkinan penggunaan tenaga kerja asing
d)     Pertimbangan kemungkinan adanya teknologi lanjutan sebagai salinan teknologi yang akan dipilih sebagai akibat keusangan.

5.        Jadwal pelaksanaan proyek
Dalam penjadwalan proyek perlu di perhatikan beberapa hal diantaranya ;
a)      Kebutuhan & fungsi proyek
b)      Kondisi alam dan keterjangkauan lokasi proyek
c)      Ketersediaan sumber daya material, peralatan dan material pelengkap lainnya
d)     Kapasitas dan daya tampung area kerja proyek terhadap sumber daya
e)      Cuaca, musim, debit air, skala gempa
f)       Hari kerja efektif
g)      Kemungkinan lain sering terjadi di daerah proyek


C.    Aspek organisasi, dan manajerial
Aspek ini mempelajari badan/ instansi sebagai pelaksana dan bentuk organisasi, serta sistem pengelolaan untuk usaha yang direncanakan. Badan/ institusi, bentuk organisasi dan sistem pengelolaan dari usaha yang direncanakan perlu mendapat pertimbangan, karena ketiganya merupakan satu kesatuan yang akan menentukan tingkat keberhasilan pelaksanaan dari proyek yang direncanakan.
1.      Organisasi
Organisasi formal menurut klasik adalah sistem kegiatan yang terkoordinasi dari sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan dibawah kekuasaan dan kepemimpinan.
Tujuan organisasi akan menentukan struktur organisasinya, yaitu dengan menentukan seluruh tugas, hubungan antar tugas, batas wewenang, dan tanggung jawab untuk menjalankan masing-masing tugas tersebut. Struktur organisasi dapat diartikan sebagai susunan dan hubungan antara bagian dan posisi dalam perusahaan. Ada empat elemen dalam struktur,yaitu:
a.    Spesialisasi aktifitas       
b.    Standarisasi aktifitas
c.    Koordinasi aktifitas                                                    
d.    Besar unit kerja
2.      Manajerial
Pada dasarnya manajemen dapat di definisikan sebagai bekerja dengan orang-orang untuk menentukan, menginterpretasikan, dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing) dan penyusunan personalia atau kepegawaian (staffing), pengarahan dan kepemimpinan (leading) dan pengawasan (controlling). Adapun fungsi-fungsi manajemen tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1.    Perencanaan  (planning)
Perencanaan adalah proses menentukan arah yang akan ditempuh dan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam proses ini ditentukan tentang apa yang dilakukan, kapan dan bagaimana melakukannya serta dengan cara apa hal tersebut dilakukan.

2.    Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian adalah proses mengelompokkan kegiatan-kegiatan atau pekerjaan-pekerjaan dalam unit-nit. Tujuannya adalah supaya tertata dengan jelas antara tugas, wewenang dan tanggung jawab serta hubungan kerja dengan sebaik mungkin dalam bidangnya masing-masing.
3.    Pelaksanaan (actuating)
Menggerakan atau melaksanakan adalah proses untuk menjalankan kegiatan atau pekerjaan dalam organisasi. Dalam menjalankan organisasi para pemimpin atau manajer harus menggerakan bawahannya (para karyawan) untuk mengerjakan pekerjaan yang telah ditentukan dengan cara memimpin, memberi perintah, memberi petunjuk dan memberikan motivasi.
4.    Pengawasan (controlling)
Pengawasan adalah proses untuk mengukur dan menilai pelaksanaan tugas apakah telah sesuai dengan rencana. Jika dalam proses tersebut terjadi penyimpangan, maka akan segera dikendalikan.
Ada tiga alasan utama diperlukannya aspek manajemen yaitu :
1.    Untuk mencapai tujuan
2.    Untuk menjaga keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang saling bertentangan
3.    Untuk mencapai efisiensi dan efektifitas.

D.    Aspek Sosial
Aspek sosial erat hubungannya dengan tempat proyek itu berada sehingga proyek yang diharapakan tersebut dapat memperhatikan lingkungan atau tempat proyek tersebut berada. Berikut ini beberapa komponen yang harus di perhatikan suatu proyek atau investasi :
1.    Komponen Demografi
     a.    Struktur penduduk
     b.    Tingkat pendapatan penduduk
     c.    Pertumbuhan penduduk
     d.   Tenaga kerja
2.      Komponen Budaya
     a.    Kebudayaan (adat istiadat, nilai dan norma budaya)
     b.    Proses sosial
     c.    Warisan budaya
     d.   Sikap dan persepsi masyarakat terhadap rencana usaha atau kegiatan.
3.      Kesehatan masyarakat
a)      Parameter lingkungan masyarakat yang diperkirakan terkena dampak rencana pembangunan dan berpengaruh terhadap kesehatan.
b)      Proses dan potensi terjadinya pencemaran.
c)      Potensi besarnya dampak timbulnya penyakit(angka kesakitan dan angka  kematian).
d)     Kondisi lingkungan yang dapat memperburuk proses penyebaran penyakit.
Dampak negatif aspek sosial :
a)      Perubahan gaya hidup, budaya, adat istiadat dan struktur sosial lainnya.
b)      Meningkatnya kriminalitas.

E.     Aspek Komersial
Dalam suatu proyek termasuk usaha-usaha mengenai pemasaran dari hasil-hasil proyek yang bersangkutan dan survei bahan-bahan baku serta jasa-jasa yang dibutuhkan dalam melaksanakan proyek. Kondisi-kondisi pasar harus diperhatikan dalam memutuskan mengenai jadi tidaknya suatu proyek.
Kegiatan perusahan yang bertujuan menjual barang atau jasa yang di produksi  perusahaan kepasar. Oleh karena itu, aspek ini bertanggung jawab dalam menentukan ciri-ciri pasar yang akan dipilih. Analisis kelayakan dari aspek ini yang utama dalam hal;
a)      Penentuan segmen, target, dan posisi produk pada pasarnya.
b)      Kajian untuk mengetahui konsumen potensial, seperti perihal sikap, perilaku, serta kepuasaan mereka atas produk.
c)      Menentukan strategi kebijakan dan program pemasaran yang akan dilaksanakan.

F.     Aspek Financial (Keuangan)
Tujuan  umum  sebuah proyek  adalah  untuk  menghasilkan  benefit  dan  profit. Benefit  dan  profit  tersebut  merupakan  imbalan  atas  sejumlah  dana  yang  diinvestasikan dalam sebuah proyek. Dengan demikian, sebuah proyek akan membutuhkan sejumlah uang sebagai modal yang akan digunakan pada tahap pra operasi, tahap pembangunan dan tahap operasional.
Dana  investasi  pada  tahap  pra  operasi  biasanya  dibutuhkan  untuk  pengurusan  izin-izin usaha, pematangan lahan (land improvement), dan lain-lain.  Pada tahap pembangunan dana investasi diperlukan untuk membiayai bangunan fisik seperti  gudang, jalan, dan fasilitas-fasilitas   lainnya   yang   diperlukan.    Pada   tahap   operasional   sebuah proyek membutuhkan sejumlah uang untuk membiayai modal kerja seperti untuk membeli pakan, peralatan dan perlengkapan, membayar gaji karyawan/ upah pekerja, dan lain-lain.
Tingkat benefit dan profit yang dihasilkan dari proyek sangat tergantung dari kemampuan proyek dalam mengefisienkan biaya proyek. Berdasarkan hal itu, maka pembiayaan proyek harus direncanakan dengan baik dan cermat dalam bentuk rencana anggaran biaya (RAB).
Biasanya aspek keuangan didasarkan atas angka proyeksi seperti proyeksi kebutuhan investasi, proyeksi biaya dan manfaat/ keuntungan,  dan  proyeksi  arus  kas.  Semua  proyeksi  tersebut  pada  analisis  lebih  lanjut menjadi dasar bagi penilaian sebuah proyek menurut kriteria investasi dan menilai kemampuan proyek dalam membayar seluruh biaya yang harus ditanggung. 
Sebagai gambaran (tetapi bukan sesuatu yang absolut), dalam mengkaji aspek keuangan stidaknya ada lima faktor yang harus dikaji.  Kelima faktor tersebut adalah :
a.       Dana yang diperlukan untuk investasi, baik untuk aktiva tetap maupun modal kerja.
b.      Sumber-sumber  pembelanjaan  yang  akan  dipergunakan.  Seberapa  banyak dana yang berupa modal sendiri  dan  berapa banyak yang  berupa pinjaman  jangka pendek,  dan berapa yang jangka panjang.
c.       Taksiran penghasilan, biaya, dan rugi/laba pada berbagai tingkat operasi.
d.      Manfaat dan biaya dalam artian finansial. Estimasi terhadap resiko proyek, resiko dalam artian total, atau kalau mungkin yang hanya  sistematis.  Di  sini  di  samping  perlu  ditaksir  rugi/laba  proyek  tersebut,  juga taksiran aliran kas diperlukan untuk menghitung profitabilitas finansial proyek tersebut.
e.       Proyeksi keuangan. Pembuatan neraca yang diproyeksikan dan proyeksi sumber dan penggunaan dana.
Comments
0 Comments