Social Icons

Pages

Senin, 27 Mei 2013

TEORI-TEORI PEMBANGUNAN EKONOMI 2


DEPEDENSIA, NEOKLASIK (SOLOW-SWAN), ENDOGEN, TEORI-TEORI BARU “(NEW GROWTH TEORY, NGT), (NEW ECONOMIC GEOGRAPHY, NEG), (NEW TRADE TEORY, NTT)”

3. Teori Depedensia
Teori ini bererusaha menjelaskan penyebab keterbelakangan ekonomi yang dialami oleh NSB. Asumsi dasar teori ini adalah pembagian perekonomian dunia menjadi dua golongan, yang pertama adalah perekonomian negara-negara maju dan kedua adalah perekonomian NSB.
Andrea Gunder Frank menampilkan tiga hipotesis utama yang relevan, yang berkaitan dengan pola hubungan antara negara maju dan miskin tersebut       ( Arief dan Sasono, 1991: 25-7 ), yaitu:
1.        Dalam struktur metropolis dan satelit seperti di atas, pihak metropolis akan berkembang dengan pesat sedangkan pihak satelit akan menuju kepada keterbelakangan yang terus menerus.
2.        Negara- negara miskin yang sekarang menjadi satelit dapat mengalami perkembangan ekonomi yang sehat dan mampu menumbuhkan perkembangan industri yang otonom apabila kaitan dengan metropolis dari dunia kapitalis internasional tidak ada atau sangat lemah.
3.        Kawasan-kawasan yang sekarang sangat terbelakang dan berada dalam situasi yang mirip dengan situasi dalam sistem feodal adalah kawasan yang ada pada masa lalu mamiliki kaitan kuat dengan metropolis dari sistem kapitalis internasional. Kawasan-kawasan ini adalah kawasan penghasil komoditas ekspor bahan mentah primer yang terlantar sebagai akibat adanya gelombang konjungtur dalam perdagangan internasional komoditas tersebut.
4.  Kaum Neo-Klasik Penentang Revolusi
Dekade 1980-an menandai munculnya teori pembangunan Neo-Klasik yang menjawab sanggahan teori dependensia.
Teori pembangunan Neo-Klasik yang anti terhadap pendekatan revolusioner sering disebut sebagai teori sisi penawaran ( supply side theory ). Teori ini merekomendasikan swastanisasi BUMN, meningkatkan peran perencanaan dan penetapan regulasi ekonomi yang menciptakan iklim kondusif bagi peningkatan peran pihak swasta dalam pembangunan.
Dengan kata lain, mereka menyatakan bahwa keterbelakangan bukan disebabkan oleh pengaruh eksternal, tetapi lebih pada pengaruh internal dalam NSB tersebut. Besarnya derajat campur tangan pemerintah dalam aktivitas ekonomi, merebaknya korupsi, dan kurangnya intensif ekonomi, serta kesalahan dalam pengalokasian sumberdaya, merupakan sumber utama keterbelakangan itu. Dalam teori ini dikemukakan bahwa alokasi sumber daya yang salah menyebabkan kebijakan penetapan harga menjadi tidak efektif dan ditambah dengan campur tangan pemerintah yang terlalu besar dalam perekonomian.

5. Teori Pertumbuhan Neoklasik (Solow-Swan)
Menurut teori Solow-Swan ini, pertumbuhan ekonomi tergantung pada ketersediaan faktor-faktor produksi (penduduk, tenaga kerja dan akumulasi modal) dan tingkat kemajuan teknologi, berdasarkan penelitiannya Solow (1956) menyatakan bahwa peran dari kemajuan teknologi  dalam pertumbuhan ekonomi sangat dominan. Temuan Solow menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi AS yang mencapai 2,75 persen pertahun pada periode 1909 sampai 1949, lebih dari setengahnya (1,5 %) merupakan sumbangan dari kemajuan teknologi, sedangkan sisanya disebabkan oleh pertambahan jumlah penggunaan faktor produksi.
Pandangan teori ini didasarkan pada anggapan yang mendasari analisis ekonomi klasik yaitu bahwa perekonomian berada pada tingkat pengerjaan penuh (full employment) dan tingkat pemanfaatan penuh  dari faktor-faktor produksinya. Dengan kata lain, perekonomian akan terusber kembang dan semuanya itu tergantung pada pertumbuhan penduduk, akumulasi kapital, dan kemajuan teknologi

6. Teori Pertumbuhan Endogen
Model pertumbuhan endogen ini menyajikan sebuah kerangka teoritis yang lebih luas dalam menganalisis proses  pertumbuhan ekonomi. Teori ini mencoba untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang yang mempengaruhi proses pertumbuha ekonomi yang berasal dari dalam (endogeneus) sistem ekonomi itu sendiri
Kemajuan teknologi dianggap hal yang bersifat endogen., dan pertumbuhan ekonomi merupakan hasil dari keputusan para pelaku ekonomi dalam berinvesatasi di bidang ilmu pengetahuan. Selain itu pengertian modal disini bersifat lebih luas, bukan hanya sekadar modal fisik tetapi juga mencakup modal insani (human capital).

7. Teori-Teori “Baru”
7.1 Teori Pertumbuhan Baru (NGT)
Teori pertumbuhan baru, yang pada dasarnya merupakan teori pertumbuhan endogen, memberikan kerangka teoritis untuk menganalisis pertumbuhan endogen karena menganggap pertumbuhan GNP lebih ditentukan oleh sistem proses produksi dan bukan berasal dari luar sistem. Berbeda dengan teori tradisional neoklasik yang menganggap pertumbuhan GNP sebagai akibat dari keseimbangan jangka panjang. Motivasi dasar dari teori NGT adalah menjelaskan perbedaan tingkat pertumbuhan antarnegara dan proporsi yang lebih besar dari pertumbuhan yang diamati.

7.2 Teori Geografi Ekonomi Baru (NEG)
Salah satu sumbangan yang paling penting teori neo klasik adalah pengenalan terhadap keuntungan-keuntungan aglomerasi (Preer, 1992:34). Pelopor teori neo klasik mengajukan argumentasi bahwa aglomerasi muncul dari perilaku para pelaku ekonomi dalam mencari penghematan aglomerasi, baik penghematan lokalisasi maupun urbanisasi.
Sebagaimana diidentifikasi oleh Krugman : Pertama, lokasi kegiatan ekonomi dalam suatu negara merupakan topik yang penting dengan sendirinya.... kedua, garis antara ilmu ekonomi internasional dengan ilmu ekonomi regional menjadi semakin kabur... ketiga, alasan yang paling penting untuk melihat kembali geografi ekonomi adalah laboratorium intelektual dan empiris yang disediakannya (Krugman, 1991:8).

7.3 Teori Perdagangan Baru (NTT)
Teori keunggulan komparatif mengajukan dalil bahwa : (1) negara berdagang untuk memperoleh keuntungan dari perbedaan sumber daya alam yang mereka miliki; (2) daerah akan berspesialisasi berdasarkan keunggulan komparatif yang mereka miliki.
Comments
0 Comments